Jumat, 26 Februari 2010

Askep ISK ( Infeksi saluran Kemih)

BAB I
PENDAHULUAN

Infeksi saluran kemih adalah istilah yang pakai untuk menyatakan adanya invasi mikroorganisme pada saluran kemih. Infeksi saluran kemih dapat mengenai baik laki-laki maupun perempuan dari semua umur baik pada anak, remaja, dewasa maupu pada umur lanjut.
Akan tetapi dari kedua jenis kelamin, ternyata wanita lebih sering daripada pria dengan angka populasi umum, kurag lebih 5 – 15 %. Untuk menyatakan adanya ISK harus ditemukan bakteri didalam urin. Bakteriuria bermakna yang disertai gejala pada saluran kemih disebut bakteriouria bergejala sedangkan yang tanpa gejala disebut bakteriuria tanpa gejala. Mikroorganisme yang paling sering menyebabkan ISK adalah jenis bakteri aerob. Saluran kemih normal tidak dihuni oleh bakteri atau mikroba yang lain, karena itu urin dalam ginjal dan buli-buli biasa steril. Walaupun demikian uretra bagian bawah terutama pada wanita dapat dihuni oleh bakteri yang jumlahnya makin kurang pada bagian yasng mendekati kandung kemih.



BAB II
TINJAUAN TEORITIS


A. KONSEP PENYAKIT
a. PENGERTIAN
Infeksi saluran kemih adalah ditemukannnya bakteri pada urin di kandung kemih, yang umumnya steril. Istilah ini dipakai secara bergantian dengan istilah infeksi urin. Termasuk pula berbagai infeksi di saluran kemih yang tidak hanya mengenai kandung kemih (Prostates, Uretris).
Dikatakan bakteriuria positif pada pasien asimtomatis bila terdapat lebih dari 105 unit koloni bakteri dalam sample urin porsi tengah (midstream), sedangkan pada pasien simtomatis biasa terdapat jumlah koloni yang lebih rendah.

b. ETIOLOGI
Biasanya bakteri enterik, terutama Escheria coli pada wanita. Gejala bervariasi tergantung dari variasi jenis bakteri tersebut. Pada pria dan pasien di rumah sakit, 30 – 40 % disebabkan oleh proteus, stafilokok dan bahkan pseudomonas. Bila ditemukan, kemungkinan besar terdapat kelainan saluran kemih. Namun harus diperhitungkan kemungkinan kontaminasi jika ditemukan lebih dari satu organisme.

c. PATOFISIOLOGI
Sebagian besar merupakan infeksi asenden. Pada wanita, jalur yang biasa terjadi adalah mula-mula kuman dari anal berkoloni di vulva, kemudian masuk ke kandung kemih melalui uretra yang pendek secara spontan atau mekanik akibat hubungan seksual. Pada pria, pemasangan setelah prostat terkoloni maka akan terjadi infeksi asenden. Mungkin juga terjadi akibat pemasangan alt, seperti kateter, terutama pada golongan usia lajut.
Wanita lebih sering menderita ISK karena uretra yang pendek, masuknya kuma dalam hubungan seksual, dan mungkin perubahan pH dan flora vulva dalam siklus menstruasi. Pada beberapa wanita, frekuensi berkemih yang jarang juga memiliki peran.
Seharusnya bakteri yang masuk mudah dibersihkan oleh mekanisme pertahanan tubuh, namun terdapatnya kelainan anatomi dapat mengganggu mekanisme ini sehingga terjadi stasis urin. Pada wanita, kelainan anatomi yang sering dijumpai adalah nefropati refluks, nefropati analgesic, batu, dan kehamilan. Pada pria biasanya akibat batu dan penyakit prostate, sedangkan pada anak-anak karena kelainan congenital.

d. MANIFESTASI KLINIS
Dapat asimtomatis, terutama pada wanita. Biasanya dengan riwayat ISK simtomatis atau dikemudian hari. Terapi singkat biasanya menyebabkan timbulnya ISK simtomatis, akibat reinfeksi organisme yang lebih virulen.
Disuria, frekuensi miksi lebih bertambah, dan nyeri suprapubik adalah gejala iritasi kandung kemih. Bila mengenai saluran kemih atas, mugkin terdapat gejala-gejala pielonefritis akut seperti demam, mual, dan nyeri pada ginjal. Namun pasien dengan infeksi ginjal, mungkin hanya menunjukkan gejala saluran kemih bawah atau tidak bergejala.

e. PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK
1) Diagnosis ditegakkan dengan kultur organisme melalui urin, terutama sample dari urin porsi tengah. Sample ini dikirimkan ke laboratorium atau waktu 24 jam dalam lemari es dengan suhu 40 C. bila sulit, ambil urin yang pertama dikeluarkan pada pagi hari karena penyimpanan semalam dalam kandung kemih dapat meningkatkan jumlah bakteri.
2) Pemakaian kateter untuk diagnosis yang memag memakai kateter
3) Dipakai tes stick untuk mengetahui adanya protenuria, hematuria, glukosuria dan pH.
4) Pemeriksaan secara makroskopik dikatakan positif bila terdapat piuria (> 2.000 leukosit/ml) apda pasien dengan gejala infeksi saluran kemih.


f. DIAGNOSIS BANDING
1) Infeksi atau iritasi pada periuretra atau vagina

g. KOMPLIKASI
1) Pielonefritis akut
2) Septicemia
3) Kerusakan ginjal

h. PENATALAKSANAAN
Pasien dianjurkan untuk banyak minum air agar diuresis meningkat, diberikan obat yang menyebabkan suasana urin alkali jika terdapat disuria berat, dan diberikan antibiotic yang sesuai.
Wanita dengan bakteriuria asimtomatik atau gejala infeksi saluran kemih bawah diobati dengan dosis tunggal atau selama 5 hari. Kemudian dilakukan pemeriksaan urin porsi tengah seminggu kemudian, jika masih positif, harus dilakukan pemeriksaan lebih lanjut.
Pada anak-anak dan pria, kemungkinan terdapat kelainan saluran kemih lebih besar, sehingga sebaiknya diberikan terapi antibiotic selama 5 hari, bukan dosis tunggal, dan diadakan pemeriksaan lebih lanjut.
Pada pasien dengan pieloefritis akut harus dirawat di rumah sakit dan diberikan terapi antibiotic parenteral serta pemeriksaan lanjut. Bila gejala berkurang, dilakukan USG ginjal untuk mengetahui apakah terdapat obstruksi.



B. PENGKAJIAN
1. PENGUMPULAN DATA
a. Identitas Pasien
Nama :
TTL :
Umur :
Jenis kelamin :
Alamat :
Agama :
Suku/bangsa :
Pendidikan :
Pekerjaan :
Tgl. MRS : Jam :
Tgl. Pengkajian : Jam :
Diagnosa medis : Infeksi Saluran Kemih

b. Sumber informasi
Nama :
Pendidikan :
Pekerjaan :
Alamat :


2. RIWAYAT KESEHATAN
a. Riwayat Keluhan Utama
o Susah BAK, sakit kepala, rasa panas dan rasa sakit di uretra

b. Riwayat Kesehatan Sekarang :
o Diagnosis medis Infeksi Saluran Kemih (ISK)

c. Riwayat Kesehatan Terdahulu :
o Pasien tidak pernah mendapat penyakit ini sebelumnya
d. Riwayat Lingkungan
o Pasien mempunyai rumah dengan ventilasi yang cukup, dan mempunyai 2 kamar serta 4 anggota keluarga.

e. Riwayat Kesehatan Keluarga :
o tidak ada anggota keluarga yang pernah mengalami penyakit yang sama.

f. Riwayat Psikososial
o Pasien merasa terisolasi dengan penyakit yang dialaminya
o Pasien aktif berhubungan dengan orang-orang disekitarnya.

3. PEMERIKSAAN FISIK (HEAD TO TOE)
a. Keadaan Umum : Sedang
b. Kesadaran : Baik
c. Tinggi Badan : cm
d. Berat Badan : Kg
e. Tanda Vital
o Tekanan Darah : mmHg
o Nadi : x/menit
o Respirasi : x/menit
o Suhu badan : C.
f. Kepala
o Warna rambut hitam, bentuk kepala oval, gigi dan mulut normal
g. Leher
o Kelenjar tyroid : Normal
o Kelenjar getah bening : Normal
h. Paru-paru
o Respirasi : x/menit
o Ritme : Teratur
o Tidak ada retraksi
o Bentuk dada simetris
o Suara nafas pokok versikuler
i. Jantung : COR (-)
j. Ekstremitas atas dan bawah : Normal
k. Genetalia : normal


4. POLA KEGIATAN SEHARI-HARI (POLA GORDON)
a. Pola Persepsi Management Kesehatan :
• Tindakan Pasien sebelum masuk RS : minum obat anti nyeri
• pasien merasa panas dan keringat
• pasien merasa sakit didaerah suprapubik
• pasien merasa nyeri di daerah pinggang

b. Pola Nutrisi Metabolic
1. Makanan
• Jika makan merasa muntah
• Porsi makan pasien berkurang
• Terjadi gangguan menelan

2. Minuman
• Jumlah air yang diminum : + 1000 cc (5 gelas)
• Jenis air yang diminum : Air putih
• Setelah minum pasien merasa muntah

c. Pola Eliminasi
1. Buang Air Kecil
• Rasa Nyeri : ya
• Frekuensi : >5 x/hari (sedikit-sedikit)
• Warna urine : Kuning
• Bau urine : Amoniak
2. Buang Air Besar
• Rasa nyeri : tidak
• Frekuensi : 1 x/hari
• Warna faeces : Kekuningan
• Konsistensi : Lembek

d. Pola Aktivitas dan Latihan
1. Mobilisasi
• Aktivitas Pasien : Bisa sendiri dan kadang-kadang dibantu
• Menggunakan alat Bantu : ya
• Gangguan lain yang dirasakan pasien saat beraktivitas adalah nyeri di sekitar pinggang.

2. Respirasi
• Pasien tidak merasa sesak nafas
• Pasien tidak merasa batuk

e. Pola Tidur/Istirahat
• Tidur malam : Jam 10.00 dan bangun Jam
05.00.
• Tidur siang : Jam 13.00 dan bangun Jam
16.00.
• Pasien sering merasa terbangun dengan sendirinya
• Pasien sering terbangun karena ribut

f. Pola Kognitif Perceptual
• Status Mental pasien : Sadar
• Kemampuan berbicara, membaca dan interaksi : normal
• Penglihatan Pasien : Normal
• Vertigo : Normal
g. Pola Persepsi/Konsep Diri
• Harga diri, ideal diri, identitas diri, gambaran diri serta ideal diri pasien tidak terganggu.

h. Pola Peran Hubungan
• Peran dan hubungan pasien dengan orang-orang terdekat : baik.

i. Pola Seksual/Reproduksi
• Dampak sakit terhadap pola seksual pasien terganggu.

j. Pola Koping Toleransi.
• Masalah utama pasien selama masuk rumah sakit adalah masalah perawatan diri
• Pasien memiliki kecemasan yang meningkat

k. Pola Nilai Kepercayaan.
• Pasien menganut agama Kristen Protestan
• Pasien taat menjalankan ibadah
• Pasien yakin akan sembuh dari penyakit.

5. PEMERIKSAAN PENUNJANG
a. Pielografi intravena
b. Ultrasonografi
c. CT-Scanning

6. PEMERIKSAAN LABORATORIUM
a. Urinalisis
1. Leukosuria :
2. Hematuria :
b. Bakteriologis
1. Mikroskopis
2. Biakan bakteri
c. Tes kimiawi
d. Tes plat-celup (dip-slide)

7. KLASIFIKASI DATA
a. Data Objektif
1. Pasien mengeluh merasa mual dan muntah
2. Pasien mengeluh nyeri didaerah suprapubik
3. Pasien mengeluh susah BAK
4. Pasien mengeluh sakit kepala

b. Data Subjektif
1. Mual
2. Muntah
3. Sakit Kepala
4. Malaise
5. Demam
6. Menggigil
7. Tanda-Tanda Vital
1) TD : mmHg
2) N : x/menit
3) R : x/menit
4) SB : Celcius


8. PENYIMPANGAN KDM

9. DIAGNOSA KEPERAWATAN
a. RISIKO INFEKSI B/D EFEK BAKTERI ESCHERIA COLI.
1. NANDA (Risk For Infection/1986)
Pengertian : peningkatan risiko utuk terinvasi oleh organisme pathogen

Factor Risiko :
o Prosedur invasive
o Tidak cukup pengetahuan dalam menghindari papran pathogen
o Trauma
o Destruksi jaringan dan peningkatan paapran lingkungan
o Rupture membrane amniotic
o Agen parmasetikal (misalnya imunosupresan)
o Malnutrisi
o Peningkatan paparan lingkungan terhadap pathogen
o Imunosupresi
o Imunitas didapat tidak adekuat

2. NOC : Immobility Concequences : Physiological (0204)
Domain : Functional health (I)
Class : Mobility (C)
Scale : severe to none (n)

020401. Tekanan pada luka
020402. Konstipasi
020404. Penurunan status nutrisi
020405. Usus yang kurang aktif
020406. Ileus paralitik
020408. Retensi urine
020409. Demam
020410. Infeksi saluran kemih
020411 Penurunan kekuatan otot

3. NIC : Infection Control (6540)
o Membatasi jumlah pengunjung
o Mencuci tangan sebelum dan sesudah melakukan perawatan
o Mengajarkan klien teknik mencuci tangan
o Menggunakan sabun anti mikrobakteri bila mencuci tangan
o Menggunakan sarung tangan steril
o Menginstruksikan kepada pengunjung untuk mencuci tangan saat masuk dan keluar dari ruangan klien
o Mempertahankan teknik isolasi
o Menyendirikan klien yang terinfeksi


b. CEMAS BERHUBUNGAN DENGAN DISURIA
1. NANDA ( ANXIETY)
Pengertian : Perasaan tidak nyaman atau ketakutan yang tidak jelas dan gelisah disertai dengan respon otonom (sumber terkadang tidak spesifik atau tidak diketahui oleh individu), perasaan yang was-was untuk mengatasi bahaya. Ini merupakan sinyal peringatan akan adanya bahaya dan memungkinkan individu untuk mengambil langkah untuk menghadapinya.

Batasan karakteristik :
a) Perilaku
a. Penurunan produktivitas
b. Gelisah
c. Insomnia
d. Resah

b) Afektif
a. Kesedihan yang mendalam
b. Takut
c. Gugup
d. Mudah tersinggung
e. Nyeri hebat
f. Ketakutan
g. Distres
h. Khawatir
i. Cemas

c) Fisiologi
a. Goyah
b. Peningkatan respirasi (simpatis)
c. Peningkatan keringat
d. Wajah tegang
e. Anoreksia (simpatis)
f. Kelelahan (parasimpatis)
g. Gugup (simpatis)
h. Mual (parasimapatis)
i. Pusing (parasimpatis)

d) Kognitif
a. Bingung
b. Kerusakan perhatian
c. Ketakutan terhadap hal yang tidak jelas
d. Sulit berkonsentrasi

2. NOC : Anxiety Control (1402)
Domain : Psychososial Health (III)
Class : self Control (O)
Scale : Never Demonstrated To Consistenly
Demonstrated (m)

Indikasi :
140201 Kontrol instensitas cemas
140202 Eliminasi tanda cemas
140206 Menggunakan strategi koping efektif
140207 Menggunakan teknik relaksasi untuk menekan
kecemasan

3. NIC : Counseling (5240)
Aktivitas :
1) Beri dorongan kepada pasien untuk mengungkapkan pikiran dan perasaan untuk mengeksternalisasikan kecemasan.
2) Bantu pasien untuk menfokuskan pada situasi saat ini, sebagai alat untuk mengidentifikasi mekanisme koping yang dibutuhkan untuk mengurangi kecemasan.
3) Sediakan pengalihan melalui televise, radio, permainan serta terapi okupasi untuk mengurangi kecemasan dan memperluas focus.
4) Sediakan penguatan yang positif ketika apsien mampu meneruskan aktivitas sehari-hari dan lainnnya meskipun mengalami kecemasa.

c. KURANGNYA PENGETAHUAN BERHUBUNGAN DENGAN NYERI SUPRAPUBIK

1. NANDA (DEFICIENT KNOWLEDGE)
Pengertian : Tidak ada atau kurang informasi kognitif berhubungan dengan topic atau spesifik

Batasan karakteristik :
• Mengungkapkan adanya masalah
• Mengikuti instruksi tidak akurat
• Tes penampilan tidak akurat
• Perilaku berlebihan atau tidak sesuai.

2. NOC : Knowledge : Medication (1808)
Domain : Health knowledge dan behaviour
(IV)
Class : Health Knowledge (S)
Scale : None to Extensive (i)

080801 Menunjukkan kebutuhan untuk
menanyakan kepada petugas kesehatan
mengenai pengobatan
080802 Menyebutkan nama pengobatan dengan
benar
080803 Menggambarkan model/ bentuk dari obat
080804 Mengambarkan kerja dari obat
080805 Menggambarkan efek samping dari obat
080806 Menggambarkan hal-hal yang perlu
diperhatikan dari obat
080808 Menggambarkan kemungkinan adanya efek
lain mengkonsumsi berbagai obat

3. NIC : Teaching Disease Process (5602)
1. Menghargai tingkat pengetahuan klien dalam pemahaman tentang proses penyakitnya.
2. Menjelaskan patofisiologi dari penyakit dan bagaimana itu berhubungan dengan anatomi dan fisiologi
3. Menggambarkan tanda-tanda dan gejala yang mungkin muncul
4. Menggambarkan proses penyakit
5. Mengidentifikasi kemungkinan penyebab
6. Memberikan informasi bagi klien tentang kondisinya
7. Membahas perawatan / terapi pilihan



d. GANGGUAN POLA TIDUR BERHUBUNGAN DENGAN OLIGURIA.
1. NANDA (DISTURBED SLEEP PATTERN, 1980, 1998)
Pengertian : Keterbatasan waktu tidur (secara alami terus-menerus, dalam periode kesadaran normal relatif) meliputi jumlah dan kualitas.

Batasan karakteristik :
o Terbangun dalam waktu lama
o Insomnia dalam waktu lama
o Kerusakan pola normal karena diri sendiri
o Insomnia pagi hari
o Terbangun lebih awal atau terlambat bangun
o Mengeluh untuk mulai tidur
o Tidur tidak puas
o Tiga kali atau lebih bangun di malam hari.

2. NOC : REST (0003)
Domain : Functional Health (I)
Class : Energy Maintenance (A)
Scale : Extremely Compromised to Not
Compromised (a)

Indikasi :
000301 Banyaknya tidur
000302 Pola tidur
000303 Kualitas tidur
000304 Tidur fisik (ketenangan)
000305 Tidur rohani

3. NIC : SLEEP ENHACEMENT (1850)
Aktivitas :
 Pantau pola tidur dan catat hubungan faktor-faktor fisik
 Hindari suara keras dan penggunaan lampu saat tidur malam
 Cari teman sekamar yang cocok bagi pasien, jika memungkinkan.
 Ajarkan pada pasien untuk menghindari makanan dan minuman pada jam tidur yang dapat mengganggu tidur
 Berikan tidur siang jika diperlukan untuk memenuhi kebutuhan tidur



BAB III
PEMBAHASAN

Dalam keadaan normal mikroorganisme yang masuk ke dalam kandung kemih manusia atau binatang akan cepat menghilang, sehingga tidak sempat berkembang biak dalam urin. Pertahanan yang normal dari kandung kemih ini tergantung dari interaksi 3 faktor :
1. Eradiksi organisme yang di sebabkan oleh efek pembilasan dan pengenceran urin.
2. Efek antibakteri dari urin karena :
a. urin mengandung urea dan asam organic yang bersifat bakteriostatik
b. urin mempunyai tekanan osmotic yang tinggi dan pH yang rendah.
3. Mekanisme pertahanan mukosa kandung kemih.
Factor mukosa ini diduga ada hubungannya denga mukopolisakarida dari glikosaminoglikan yang terdapat pada permukaan mukosa dan asam organic yang bersifat bakteriostatik yang dihasilkan secara local, serta enzim dan lisozim. Juga oleh sel fagosit berupa neutrofil dan sel mukosa saluran kemih sendiri, serta igG dan igA yang terdapat pada permukaan mukosa. Terjadinya infeksi sangat tergantung dari keseimbangan antara kecepatan proliferasi bakteri dan daya tahan mukosa kandung kemih.
Eradiksi bekteri dari kandung kemih tidak terjadi bila terdapat hal sebagai berikut: adanya urin sisa, miksi yang tidak adekuat, benda asing atau batu dalam kandung kemih, tekanan kandung kemih yang tinggi atau inflamasi sebelumnya pada kandung kemih.

BAB IV
PENUTUP

A. KESIMPULAN
Masuknya mikroorganisme kedalam saluran kemih dapat melalui :
a) penyebaran endogen yaitu kontak langsung dari tempat infeksi terdekat
b) hematogen
c) limfogen
d) eksogen sebagai akibat pemakaian alat berupa kateter atau sistoskopi
Dua jalur utama terjadinya ISK ialah hematogen dan asending, tetapi dari kedua cari ini yang paling sering adalah asending.

B. SARAN
Sebaiknya pengobatan harus disesuaikan dengan bentuk ISK, keadaan anatomi saluran air kemih, serta factor-faktor penyerta lainnya. Pengobatan dapat memberikan hasil yang berbeda-beda antara lain dapat berupa sembuh baik klinis maupun bakteriologis, sembuh klinis dengan bakteriuria menetap, reinfeksi atau relaps.
Prinsip umum pengelolaan ISK adalah :
a) Eradiksi bakteri penyebab dengan menggunakan antibiotic yang sesuai
b) Mengoreksi kelainan anatomis yang merupakan factor predisposisi.

DAFTAR PUSTAKA

 Perhimpunan dokter spesialis penyakit dalam Indonesia ; buku ajar ilmu penyakit dalam, jilid II, edisi IV, balai penerbit FKUI, Jakarta, 2006.
 Budi santosa : Editor, Panduan Diagnosa Keperawatan, Diagnosa Keperawatan Definisi dan Klasifikasi, 2005-2006.
 Marion Jones, etc, Nursing Outcomes Classification (NOC), Second Edition, Mosby inc.
 Joanne C. mcClowskey, etc, Nursing Intervention Classification (NIC), Fourth edition, Mosby inc.
 Smeltzer, Suzanne C dan Bare, Brenda G., Keperawatan Medikal-bedah Brunner & Suddarth edisi 8 vol. 2, EGC, Jakarta, 2001.
 Judith M. Wilkinson, Buku Saku Diagnosis Keperawatan, edisi 7, EGC, 2007.
 Marilyn E. Doengoes, etc ; Rencana asuhan keperawatan ; pedoman untuk perencanaan dan pendokumentasian perawatan pasien, EGC, Jakarta, 2000.
 www.google.com
 Dikutip dari :Http://id.wikipedia.org/wiki/infeksi saluran kemih

Tidak ada komentar: