Jumat, 26 Februari 2010

INFERTILITAS

BAB I
PENDAHULUAN

Sekalipun gerakan keluarga berencana sangat gencar di galakan, tetapi ada sebagian kecuali masyarakat sangat mendambakan keturunan karena telah cukup waktu untuk menanggungnya namun belum berhasil. Diperkirakan jumlah mereka sekitar 10 % pasangan usia subur atau kurang sama dengan 7-8 juta orang. Kerisaun mereka menyebabkan mereka sangat gelisah, dan terus berusaha dan pada berkali-kali berganti dokter yang di dengarnya telah berhasil dalam menolong mereka yang mendambakan kehamilan.
Penanganan pasangan mandul atau kurang subur ( infertilitas ) merupakan masalah medis yang kompleks dan menyangkut beberapa disiplin ilmu kedokteran, sehingga memerlukan konsultasi pemeriksaan yang kompleks pula.
Ilmu kedokteran masa kini baru berhasil menolong 50% pasangan infertile memperoleh anak yang diinginkanya.itu berarti separuhnya lagi harus menempuh hidup tanpa anak, mengangkat anak (adopsi), poligini atau bercerai. Berkat kemajuan teknologi kedokteran, beberapa pasangan telah dimungkinkan memperoleh anak dengan jalan inseminasi buatan donor, “ bayi tabung “, atau membesarkan janin didalam rahim wanita lain.
Dalam makalah ini akan di uraikan mengenai definisi, penyebab, pemeriksaan pasangan infertilitas, penangannya dan asuhan keperawatan pada infertilitas.


BAB II
TINJAUAN TEORITIS

A. KONSEP PENYAKIT
1. DEFINISI
Infertilitas adalah setahun berumah tangga dengan persetubuhan yang tidak memakai pelindung belum terjadi kehamilan.
Disebut infertilitas primer adalah kalau istri belum pernah hamil walaupun bersenggama dan dihadapkan kepada kemungkinan kehamilan selama 12 bulan. Sedangkan yang disebut infertilitas sekunder adalah kalau istri pernah hamil, akan tetapi tidak terjadi kehamilan lagi walaupun bersenggama dan dihadapkan kepada kemunkinan kehamilan selama 12 bulan.

2. ETIOLOGI
Evaluasi terhadap pasangan infertilitas diasarankan kepada mengidentifikasi penyebab infertilitas. Riwayat yang teliti bisa membantu mengarahkan evaluasi, tetapi penting memeriksa hitung sperma, ada tidaknya ovulasi, dan patensi dari tuba fallopii sebelum memulai sembarang pengobatan.
1) Sebab-sebab infertilitas:
• Penyakit saluran telur 25 - 50%
• Anovulasi 20 - 40%
• Factor pria 40%
• Factor seviks 5 - 10%
• Uterus / endometrium 5 - 10%
(mis : defek fase luteal )
Tidak diketahui 10% Kombinasi
2) Factor-faktor penyebab kemandulan adalah :
• Factor wanita sekitar 60% - 75%.
• Factor vagina 3% - 5%
• Serviks 1% - 10%
• Uterus 4% - 5%
• Tuba fallopii 65% - 80%
• Ovarium 5% - 10%
• Peritoneum 5% - 10%

3) Factor suami sekitar 30% sampai 40%
Dalam melakukan pemecahan masalah pasangan mandul secara umum dapat dilakukan :.
Factor pria sekurang kurangnya sebagai bertanggung jawab terhadap infertilitas pada samapi 50% pasangan infertil berbagai kondisi bisa menuju kepada infertilitas pria.
Sebab-sebab infertilitas pada pria :
 Infeksi
Prostatitis, epididimis, parotitis.
 Kerusakan pada testis
Varikokel
 Panas –suhu skrotum yang tinggi bias menurunkan jumlah dan mortiliyas sperma.
 Obat-obatan
• Mariyuana
• Kemoterapi
• Tembakau
• Alcohol : bisa menurunkan testoteron, juga bisa mengurangi libido.
 Ejakulasi retrograde
 Hipospadia
 Radiasi
 Kongnital
 Kelainan kromosom, Disfungsi seksual
 Pernah vasektomi, Anti body dnti sperma




3. PEMERIKSAAN PASANGAN INFERTIL

a. Syarat-syarat pemeriksaan
Setiap pasangan infertile harus diperlakukan sebagai satu kesatuan. Itu berarti, kalau istri saja sedangkan istrinya tidak mau di periksa, maka pasangan itu tidak diperiksa.
Adapun syarat-syarat pemeriksaan pasangan infertil adalah sebagai berikut :
1) Istri yang berumur antara 20-30 tahun baru akan diperiksa setelah berusaha mendapat anak selama 12 bulan. Pemeriksaan bisa dilakukan lebih dini bila :
a) Pernah mengalami keguguran berulang,
b) Diketahui mengidap kelainan endokrin,
c) Pernah mengalami rongga panggul atau rongga perut, dan
d) Pernah mengalami bedah ginekologi.
2) istri yang berumur antara 31-35 tahun dapat diperiksa pada kesempatan pertama pasangan itu dating ke dokter
3) pasangan infertile yang berumur 36-40 tahun hanya dilakukan pemeriksaan infertilitas kalau belum mempunyai anak dari perkawinan ini.
4) Pemeriksaan infertilitas tidak dilakukan pada pasangan infertile yang tidak satu pasangan anggotannya mengidap penyakit yang membahayakan kesehatan istri dan anaknya.

b. Pemeriksaan masalah-masalah infertilitas
Masalah-masalah infertilitas yang penting adalah (1) masalah air mani, (2) masalah vagina, (3) masalah serviks, (4) masalah uterus, (5) masalah tuba, (6) masalah ovarium, dan (7) masalah peritoneum.





4. PENANGANAN INFERTILITAS
Penanganan terhadap infertilitas diarahkan kepada penyebab. Saluran telur yang tidak paten biasanya disebabkan oleh penyakit radang panggul (PRP). Tiap episode PRP meningkatkan risiko infertitlitas. Dengan PRP episode pertama terdapat 10-15% risiko kemandulan ; dengan episode kedua risiko meningkat menjadi 25%, dan setelah episode ketiga resiko meningkat lagi menjadi 50%. Melepaskan adhesi-adhesi (lisis) saluran telur dan rekonstruksinya dengan laparotomi atau laparoskopi bisa mengembalikan patensi tuba. Namun, patensi tuba tidak menjamin kebersihan menjadi hamil.
Anovulsi atau oligo-ovulasi adalah penyebab infertilitas yang paling umum. Keberhailan pengobatan anovulasi bergantung kepada penyebabnya. Adalah penting untuk menyingkirkan latar belakang gangguan-gangguan endokrin sebelum terapi. Wanita yang kegemukan seringkali mempunyai penyakit ovarium polikistik disertai anovulasi. Pasien-pasien ini mempunyai kadar LH yang tetap tinggi dengan kadar androgen yang tinggi, yang menyebabkan anovulasi. pengobatan dengan sitras klommifen diindikasikan sebagai langkah pertama wanita yang terlalu kurus (anoreksia nervosa, penari balet, penari, dsb)seringkali akan mengalami anovulasi, tetapi mekanisme yang menyerti anovulasi pada mereka berbeda dengan mekanisme pada pasien-pasien gemuk.










5. PENATALAKSANAN INFERTILITAS















BAB III
ASUHAN KEPERAWATAN

1. PENGKAJIAN
1. Anamnesa umum( bersama ) :
• Berapa usia perkawinan
• Umur istri dan suami
• Frekuensi hubungan seks
• Tingkat kepuasan seks
• Tehnik hubungan seks
• Apakah masing-masin pernah kawin
• Apakah pernah menderita penyakit yang mungkin dapat menurunkan kesuburan seperti penyakit hubungan seks atau pernah mengalami oprasi.

2. Anamnesa khusus :
a. Anamnesa khusus istri :
• Berapa umur saat menarche
• Apakah haid teratur
• Berapa lama terjadi pendarahan.
 Apakah terdapat gumpalan darah
 Apakah disertai rasa nyeri saat menstruasi
 Apakah keputihan
• Apakah terdapat kontak berdarah.
• Riwayat alat reprodruksi.
 Apakah pernah mengalami oprasi alat genetelia
 Apakah pernah memakai KB-IUCD
 Apakah pernah keguguran.
 Apakah pernah infeksi genetelia.
b. Anamnesa suami :
• Bagaimana tingkat ereksi
• Apakah pernah mengalami penyakit hubungan seksual
• Apakah pernah menderita penyakit mump (parotitus epidemika) waktu kecil
Infertilitas primer yaitu suatu pasangan yang sudah menikah selama 1 tahun dan bersenggama namun belum menghasilkan keturunan.

2. DIAGNOSA

A. KESIAPAN DALAM PENINGKATAN KONSEP DIRI PADA INFERTILITAS
 NANDA (READINESS FOR ENHANCED SELF KONCEPT)
Pengertian : pola persepsi atau ide mengenai diri yang mencukupi untuk kesejahteraan dan dapat diperkuat.
Batasan karateristik :
 Mengekspresikan keinginan untuk meningkatkan konsep diri
 Bertindak sesuai dengan ekspresi perasaan dan pikiran
 Mengekpresikan percaya diri untuk melakukan
 Menerima kekuatan dan keterbatasan

B. RISIKO HARGA DIRI RENDAH SITUASIONAL PADA INFERTILITAS
 NANDA (RISK FOR SITUASIONAL LOW SELF)
Pengertian : risiko berkembangnya persepsi diri yang negative dalam berespons terhadap situasi yang sedang terjadi (spesifik )
Factor risiko :
 Perubahan perkembangan (spesifik)
 Gangguan gambaran diri
 Perubahan peran social (spesifik)
 Riwayat kekerasan, penolakan, ditinggal
 Kurang pengakuan
 Gagal atau penolakan
 Penyakit fisik (spesifik)

C. POLA SEKSUAL TIDAK EFEKTIF PADA INFERTILITAS
 NANDA (INFEFCTIFE SEXUALITY PATTERN)
Pengertian : mengekspresikan keprihatinan atas penghargaan terhadap seksualitas
Batasan karateristik :
 Melaporkan kesulitan, keterbatasan atau perubahan dalam prilaku atau aktifitas seksual
Faktor yang berhubungan :
 Kurang orang yang berarti
 Konflik dengan orientasi seksual atau pilihan seksual
 Kerusakan hubungan dengan orang yang berarti
















BAB IV
PENUTUP
1. KESIMPULAN

Di bidang reproduksi, infertilitas diartikan sebagai kekurang mampuan pasangan untuk menghasilkan keturunan, bukanlah ketidakmampuan mutlak untuk memiliki keturunan. Jadi, pasangan suami istri dikategorikan mengalami infertilitas bila tidak juga mengalami pembuahan, sekalipun sudah melakukan hubungan seksual secara teratur - tanpa kontrasepsi - dalam periode setahun. Sedangkan kemandulan atau sterilitas adalah perempuan yang rahimnya telah diangkat atau laki-laki yang telah dikebiri (dikastrasi).infertilitas terbagi menjadi infertilitas primer dan infertilitas sekunder. Infertilitas primer adalah bila pasangan tersebut belum pernah mengalami kehamilan sama sekali, sedangkan infertilitas sekunder adalah bila pasangan tersebut sudah memiliki anak, kemudian memakai kontrasepsi namun setelah di lepas selama satu tahun belum juga hamil.

2. SARAN
Setiap pasangan suami istri pasti mendambakan anak dari hasil perkawinannya itu, anak adalah merupakan suatu pelengkap dari sebuah keluarga inti,tanpa anak pasangan suami istri tersebut belum bisa dikatakan sebuah keluarga inti/lengkap. Namun, sebuah keluarga berencana demi kesehatan tidak pernah lengkap tanpa penanggulangan masalah infertilitas. Ditinjau dari sudut kesehatanya, keluarga berencana harus meliputi pencegahan dan pengobatan infertilitas, apalagi kalau kejadiannya sebelum pasangan memperoleh anak-anak yang diharapkan.
Beberapa saran untuk pasangan kurang subur :
• Mengubah tehnik hubungan seks, dapat memperhatikan masa subur istri.
• Memilih makanan yang dapat meningkatkan kesuburan suami-istri.
• Menghitung masa minggu subur dengan jalan menggunakan termokauter khusus atau menghitung melalui hari pertama dating bulan.

Tidak ada komentar: